HINDARI lima hukuman ini agar tidak merusak otak anak dan membuat trauma seumur hidup. Sebagai orangtua, tentu niat kita adalah mendidik anak agar menjadi pribadi yang baik. Namun, tanpa disadari, beberapa bentuk hukuman justru bisa merusak perkembangan otak anak dan menanamkan luka batin yang terbawa hingga dewasa.
Hukuman-hukuman ini tak hanya menyakiti fisik atau perasaan anak, tapi juga dapat memicu trauma psikologis yang dalam, bahkan mempengaruhi cara mereka membangun hubungan sosial di masa depan.
Simak 5 jenis hukuman yang sebaiknya dihindari yang dirangkum dari Pakar Hipnoterapi Nathalia Sunaidi, Sabtu (31/6/2025).
1. Mengurung Anak di Ruangan Gelap
Mengisolasi anak dalam ruangan gelap, seperti kamar mandi dengan lampu dimatikan, bisa menimbulkan rasa takut luar biasa. Menurut ilmu neuroscience, hukuman semacam ini mengaktifkan sistem stres akut pada amigdala dan hipokampus otak. Anak akan menyimpan ingatan akan ketidakamanan ini sebagai trauma sensorik. Jika hal ini terjadi berulang kali, anak berisiko mengalami kecemasan berkepanjangan yang menetap hingga dewasa.
Jika Anda pernah melakukannya, mintalah maaf dan bantu anak melepaskan trauma tersebut dengan pendekatan seperti hipnoterapi untuk membongkar luka dari alam bawah sadar.
2. Membentak atau Mengancam Anak Secara Verbal
Ucapan yang menyakitkan dan ancaman berat dapat menimbulkan cedera emosional yang dampaknya setara dengan kekerasan fisik.
Riset dari Harvard Medical School menyatakan bahwa bentakan keras bisa mengaktifkan pusat rasa sakit di otak anak. Hal tersebut membuat anak merasa dirinya tak layak dan tumbuh dengan kepercayaan diri yang rendah di masa dewasa.
Solusi yang tepat adalah meminta maaf secara tulus dan berikan afirmasi positif sebelum tidur. Jika perlu, lakukan terapi inner child agar luka masa kecil dapat disembuhkan.
3. Menarik Kasih Sayang sebagai Bentuk Hukuman
Kalimat seperti “Mama nggak sayang kamu lagi” atau menolak pelukan bisa sangat melukai hati anak. Anak akan meyakini bahwa kasih sayang harus diperjuangkan, lalu berkembang dengan masalah keterikatan, entah menjadi sangat tertutup atau justru terlalu melekat pada orang lain.
Solusinya, pulihkan kepercayaan anak dengan pelukan, sentuhan fisik hangat, dan kalimat afirmatif seperti “Mama sayang kamu tanpa syarat.” Hipnoterapi juga dapat menjadi cara efektif untuk menyembuhkan luka batin ini.
4. Mempermalukan Anak di Depan Umum
Menghina, membentak, atau mempermalukan anak di depan orang lain dapat menghancurkan rasa percaya diri mereka. Kortisol, hormon stres akan melonjak dan anak akan kehilangan rasa aman sosial. Ini bisa menyebabkan rasa malu yang toksik (toxic shame) dan menurunkan citra diri.
Jika anak Anda pernah mengalami ini, segera lakukan pendekatan penyembuhan melalui hipnoterapi untuk membangun kembali harga dirinya yang terluka.
5. Menggunakan Kekerasan Fisik
Memukul anak bukan hanya menyakitkan secara fisik, tapi juga secara emosional. Riset dari American Academy of Pediatrics menunjukkan bahwa anak yang dipukul lebih berisiko mengalami depresi, kemarahan berlebihan, dan kesulitan menjalin relasi sehat saat dewasa.
Solusi yang tepat adalah minta maaf dan akui kesalahan kepada anak. Jangan ragu untuk mengajak mereka menjalani sesi terapi inner child agar luka batin yang mengendap bisa dipulihkan.
Menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup. Jika Anda pernah melakukan salah satu dari lima hukuman di atas, jangan menyalahkan diri sendiri. Yang terpenting adalah kesadaran untuk berubah dan keberanian untuk meminta maaf serta memperbaiki hubungan dengan anak.
Dengan pendekatan yang penuh cinta dan kesadaran, kita bisa menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih bagi tumbuh kembang anak tanpa trauma dan luka batin yang terbawa hingga dewasa.